Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Selamat Hari Natal

"Selamat Natal" untuk semua saudara, kerabat dan sahabat, yang merayakannya... Semoga kita semua diberkahi. Terhindar dari berbagai macam hal buruk. Selalu dapat hidup dengan tenang dan bahagia...👍🙇

Kisahku (part 2)

Karena ini tugas akhirku, merupakan karya pertamaku, aku bertekad ingin melakukan yang terbaik. Setidaknya menurutku. Aku pilih Tajuk Rencana Harian Umum Kompas. Aku ingin mengetahui, sejauh mana perannya dalam mempengaruhi proses pengambilan keputusan elit politik di Kodya Bandung, kala itu. Dengan susah payah aku berhasil menyelesaikannya juga dan diwisuda pada tanggal 19 Desember 1992. Aku bersyukur, setidaknya aku sudah memenuhi janjiku pada orangtua. Saat wisuda, aku didampingi oleh suamiku. Kami melaksanakan pemberkahan nikah pada tanggal 31 Mei 1992 di Vihara Bodhi Diepa Cikampek. Disusul ke kantor catatan sipil dua bulan kemudian. Setelah semua urusanku di Bandung selesai, aku menetap di Cikampek. Menjalani penuh peranku sebagai seorang ibu rumah tangga. Kami banyak melalui jalan yang sulit dan berliku-liku. Saat itu usaha mertuaku jatuh dan mereka terbelit hutang bank. Belum lagi kondisi kesehatan yang memburuk. Kelahiran anak pertamaku Abhi, pada 10 September 1993, menjadi pe...

Kisahku

Kota Baru, Kamis, 16 Desember 2021 (Pkl  21:31). Sesorean ini hujan turun deras sekali. Suasana hatiku sedang tidak baik. Aku merasa buruk sekali. Tapi aku berusaha menepis semua kesedihan itu. Tidak. Aku tak boleh lemah. Aku percaya,  besok, semua akan baik-baik saja. Banyak hal yang bisa kukerjakan. Mungkin, hari ini bukan hari keberuntunganku.  Begitulah. Saat pikiran-pikiran negatif menghampiri, aku selalu coba untuk menetralisirnya kembali. Menghibur dan menguatkan diri sendiri.  Aku tak ingin berlama-lama membiarkan diriku terjebak dalam keresahan yang  tak berujung. Lebih baik aku membaca untuk mengalihkan semua rasa tidak nyaman itu. Aku segera bangkit dari tempat dudukku. Lalu mengambil sebuah novel. Tulisan temanku, Mustofa Najib, yang bercerita tentang perjuangan para perantau dari Hadhramaut Yaman Selatan berlayar ke tanah Jawa, demi sebuah kehidupan yang lebih baik. Aku baca ditemani camilan kerupuk ikan tenggiri, kiriman dari Wiwied teman kuliah se...

Cinta dan Rindu Itu Tak Pernah Tua

Banyak hal yang sudah kulalui. Dan aku bersyukur bisa melewati semua fase itu dengan baik.  Sebagai anak, aku selalu berusaha patuh pada orangtua dan keluarga besarku. Meski pun terkadang yang mereka putuskan itu tidak selalu sesuai dengan keinginanku. Aku lebih mengutamakan kebahagiaan dan kepuasan ego orangtuaku, yang selalu menekankan pentingnya menjaga nama baik keluarga. Begitu juga setelah menikah dan melahirkan anak-anak. Aku lebih  mendahulukan kepentingan anak-anak, suami, dan mertuaku. Berusaha menjaga perasaan dan kenyamanan mereka, walau terkadang harus mengenyampingkan atau membunuh keinginanku, harapan-harapanku sendiri. Bagiku, kebahagiaan mereka yang utama. Aku belajar berdamai dengan diri sendiri, dan menganggap semua yang kulalui itu sebagai bagian untuk mendewasakanku. Menjadikanku sosok yang lebih sabar dan tegar. Selama ini teman-teman mengenalku sebagai orang yang ceplas-ceplos dan emosional. Mungkin cara alam dalam mendidik aku seperti ini... Setelah ana...

Impianku

Aku merasa lega. Pintu gerbang depan  sudah diperbaiki. Setidaknya, sudah lebih kokoh. Besi yang keropos sudah diganti. Jadi aman. Tidak ada kekhawatiran roboh diterjang derasnya air hujan. Aku berencana mengamplas karat-karat yang ada di besi, lalu mengecatnya. Agar tampak lebih pantas dan indah. Aku bertekad, sedikit demi sedikit akan memperbaiki segala sesuatunya. Mulai dari mengganti atap rumah, bersih-bersih kebun, dan sekarang, yang sedang berjalan, perbaiki pintu gerbang dan pagar depan. Setelah ini akan coba meratakan jalan, yang tanahnya terkikis, tergerus oleh air hujan.  Aku ingin tanah peninggalan mertuaku  bermanfaat, tidak terbengkalai begitu saja. Aku akan coba merawatnya, dengan segala daya upaya yang kupunya. Aku sudah menetapkan hati, akan menghabiskan masa tuaku di sini.  Meskipun aku tak punya cadangan dana berlebih, tapi aku percaya, aku bisa mengatasinya, dan bisa mengelolanya. Alam akan menuntunku. Menjagaku, dan  menyertaiku selalu. Sejau...

Dua Sahabat, Cempaka dan Meili

Meili, terlahir sebagai gadis Tionghoa, dan dia tidak bisa menolak atau protes akan keberadaan dirinya itu. Mencoba menerima dan memahami semua sebagai hal terbaik yang sudah digariskan untuknya. Padahal, kalau bisa memilih, ia ingin terlahir sebagai Cempaka, gadis berdarah campuran Jawa dan Ambon. Sahabatnya sendiri. Cempaka, sosok yang menyenangkan. Setidaknya di mata Meili. Berwajah jelita, dengan senyum ramah yang selalu tersungging di bibirnya. Tinggi semampai, dengan sepasang mata bulat besar, indah. Tampak cantik sekali.Terlebih, saat ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Mempesona. Keramahan Cempaka tidak dibuat-buat, memancarkan kehangatan. Dia selalu tampil ceria.  Dengan rambut sepundak. Dibiarkan tergerai. Hitam mengkilat, dan bergelombang. Bergoyang-goyang saat tertiup angin. Di mata Meili, Cempaka benar-benar sempurna.  Cempaka tidak hanya cantik rupa, tapi  baik hati. Selalu tulus. Nggak neko-neko. Meili sangat sayang dan percaya pada Cempaka. Mereka bersahabat ...