Mengenang Ibu Susiani Intan Guru yang menunjukkan jalan bagiku... Dalam perjalanan hidupku yg sudah memasuki usia ke 59 tahun ini, banyak bertemu dan berinteraksi dengan berbagai macam orang. Salah satunya , Ibu Susiani Intan. Guru agamaku semasa duduk di bangku SMA. Ibu Intan punya tempat khusus di hatiku. Bagiku, beliau sosok yg banyak menginspirasiku, mendorongku untuk selalu belajar mengembangkan diri. Berperawakan jangkung, mengenakan kaca mata dengan bingkai putih, berkulit terang, kuning langsat, berhidung mancung, dengan rambut keriting sebahu. Setiap hari mengenderai motor bebek warna merah ke sekolah. Kulit wajahnya sangat bersih. Bercahaya. Suaranya halus. Bibirnya selalu menebarkan senyum. Aku pernah berpikir, apakah beliau perwujudan dari seorang bodhisatva, seperti yang ada di buku-buku itu? Aku benar-benar terkesan. Aku merasa menemukan sosok panutan yg nyata, tidak sekedar tokoh cerita protagonis di buku-buku cerita dongeng yg pernah kubaca. Dari beliau, untuk pert...
Semalam Nova chat. Minta alamat rumah. Pagi-pagi minta share loc. Pukul sembilan, dia dan suaminya sudah sampai di rumahku. Dengan mengenderai sepeda motor. Aku terharu sekali. Duh, segitu niatnya dia bertemu aku. Bertepatan dengan libur Hari Nyepi. "Gimana Va, pegel ya?" Ujarku sembari menyodorkan minum. "Pinggang sih biasa aja. Cuma pantatnya yang terasa pedes. Gak apa-apa kok. Aku dan Yudi sudah biasa motor-motoran," jawabnya santai. Sedari dulu, Nova memang selalu berpembawaan tenang. Tidak meledak-ledak seperti diriku. Kami bercerita tentang banyak hal. Terlebih setelah kami terpisah, dan berumah tangga. Menjalani porsi kami masing-masing. Diselingi tawa dan tangis. Aku dan Nova banyak menghabiskan waktu bersama selama di Bandung. Hanya aku, dia dan almarhumah Petty yang masih tersisa. Ulan, Ensi, Lena, Dina,Lisda, Ami, Yenny, sudah lulus duluan. Sedangkan Ita dan Wenny menghilang. Tak tau ke mana. Masing-masing sibuk berkutat dengan persoalan hidupnya sendiri....
Arief Bertemu dengan teman-teman lama saat sama-sama kuliah di Sekeloa dulu, merupakan hal yang menyenangkan, sekaligus mengharukan. Hampir 40 tahun. Waktu cepat sekali berlalu... Aku berangkat naik travel. Ditemani anak perempuanku yang bungsu. Aku datang agak telat. Kondisi kesehatan sedang tidak baik. Jadi, aku tak ingin memaksakan diri untuk buru-buru. Aku pun harus bijak memperlakukan tubuh jasmaniku sendiri. Harus mulai sadar usia. Yah, sekarang aku bukan gadis remaja lagi. Yang bisa menerjang lebatnya hujan dan kencangnya angin tanpa pikir panjang. Sebelum acara reuni berlangsung, komunikasi di grup induk dan jurusan angkatan kami sedemikian intensnya. Saling bersahut-sahutan. Ramai sekali. Semua mengungkapkan kerinduannya... Jauh-jauh hari aku sudah katakan di grup akan hadir. Memang sudah kuniatkan. Apalagi di tanggal tersebut bertepatan dengan hari ulang tahun Amie Amarie, teman sekontrakanku selama tiga tahun di Sekeloa dulu. Ada Tri, Wieda, Helly, Ira, dan teman-teman lain....
bahagia di hati sendiri dan sesama
BalasHapusIya...☺
HapusTerimakasih...🙇