Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Peluncuran Buku Angkatan Kami

Hari ini Gebi secara resmi mengumumkan di grup angkatan, kalau buku "Jejak Sekeloa Fikom '85" siap diluncurkan. Minggu,  24 Oktober 2021 pukul 19.00 - 20.00 nanti akan ada zoom, membahas peluncuran buku yang berisi kumpulan tulisan dari teman-teman Fikomers '85. Rasanya senang sekali. Tak sabar ingin melihat bentuk fisik buku itu secara nyata. Dan menikmati tulisan-tulisan yang ada di dalamnya. Tulisanku termasuk salah satunya. Awalnya aku ragu untuk mengirimkan tulisanku ke Gebi. Merasa ceritaku tidak menarik. Gaya bertuturku pun tidak bagus. Di grup banyak teman yang jago nulis. Karya mereka pun sudah dibukukan.  Aku jadi minder sendiri. Merasa benar-benar tidak pede bila tulisanku bersanding dengan tulisan mereka yang hebat-hebat itu. Aku bukan siapa-siapa. Hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Hidup dalam lingkup duniaku yang sempit dan kecil. Seperti katak dalam tempurung. Sehari-hari berkutat dengan rutinitas yang itu-itu saja. Menurutku, tidak ada hal menarik y...

Berkah

Hari ini dan kemarin tukang tidak masuk. Kata kepala tukang, ada pilkades. Rumahnya dipakai sebagai tempat pelaksanaan pilkades itu.  Nggak apa-apa juga sih mereka libur. Setidaknya aku bisa istirahat sejenak, sambil mengumpulkan tenaga kembali.  Renovasi ini benar-benar menguras tenaga. Aku kelelahan memindahkan dan angkut-angkut barang, dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Pekerjaan bergeser sedikit-sedikit. Karena kami tetap tinggal di situ. Belum lagi bersih-bersihnya. Duh, ini bagian yang paling berat. Banyak sekali debu. Pernah sampai tengah malam baru selesai mengepel dan siram-siram teras. Biarlah. Tidak apa-apa. Aku pasrah saja. Kalau memang jalan ini yang harus kami lalui. Aku percaya, semua pasti akan selesai pada waktunya. Sejauh ini sudah empat ruangan yang selesai. Tinggal rapi-rapi dan ngalusin. Masih setengah perjalanan lagi. Berharap, tetap sehat dan kuat melalui semua ini. Di tengah situasi "kacau" ini, ada berita yang cukup membesarkan hatiku. Tes yang dii...

Lelah

Kota Baru, Selasa, 12 Oktober 2021 (06.39)      Renov ini benar-benar membuat hati dan pikiranku lelah. Sungguh, aku ingin semuanya cepat berakhir. Benar-benar  tidak nyaman.        Banyak debu. Setiap sudut penuh dengan tumpukan barang. Berantakan. Untuk meletakkan kasur pun harus dipel dulu. Malam-malam. Setelah tukang-tukang itu pulang. Rutinitas baru yang kujalani dua minggu terakhir. Termasuk menyiram teras. Untuk mengurangi debu.       Aku jadi seperti mati rasa. Lelah. Hampa. Namun, di sisi lain, aku harus tetap bisa menguatkan hati. Bertahan. Sesuatu yang sudah dimulai, harus diselesaikan sampai tuntas.       Sudah dua hari tenggorokanku terasa sakit. Anak keempatku juga kambuh alerginya. Sudah berobat ke klinik. Aku berusaha untuk tetap tenang. Anak-anak pun masih mengikuti pelajaran secara daring. Dalam situasi yang tidak kondusif seperti sekarang, aku berharap mereka tetap bisa fokus. Tidak t...

Belajar Sabar

     Setiap kali cuaca mendung, hatiku jadi berdebar-debar. Dalam hati berdoa. Semoga cuaca tetap cerah.     Meskipun bagian atap sudah ditutup terpal, hatiku tetap tak tenang. Aku tidak merasa yakin. Tetap was-was. Aku tak berani membayangkan kalau  benar-benar turun hujan. Sementara genteng sudah diturunkan sebagian. Memang sih sudah pasang atap. Tapi untuk dua kamar di bagian depan dulu. Bisa saja tempias air masuk dari celah-celah genteng.      Yang dibongkar memang sebagian-sebagian dulu. Ruangan demi ruangan. Tidak sekaligus. Bila satu ruangan sudah beres, baru bergeser. Mengerjakan ruangan berikutnya. Begitu seterusnya sampai selesai nanti.       Kami tetap menempati rumah yang sedang direnovasi. Tidak ada pilihan. Kalau harus mengungsi dan tinggal di penginapan sementara waktu seperti yang dianjurkan anakku, biayanya pasti akan kian membengkak. Sementara, budget terbatas. Minim. Sebisanya menghindari pengeluaran ya...

Hitung-hitunganku

Kota Baru, Kamis, 7 Oktober 2021 (Pkl 21.30).      Aku merasa benar-benar lelah. Kaki agak bengkak. Banyak mondar mandir. Jalan sana, jalan sini. Persendian jadi nyeri. Cucian juga menumpuk. Mindahin kasur sekalian spreinya dicuci. Dan tentu saja harus tetap memasak untuk makan kami berempat. Kalau beli matengan, terasa mahalnya. Sayang. Aku selalu berusaha berhemat. Menghemat yang masih bisa dihemat. Kalau tidak begitu, saat ada kebutuhan mendadak, bingung sendiri. Tak punya pegangan. Sementara, aku kan tidak bisa berharap pada siapa-siapa. Saudara, teman, semua juga repot dengan urusannya sendiri. Masing-masing punya keluarga. Mengetahui semua pada sehat saja, rasanya sudah senang sekali. Aku tak berharap apa-apa. Aku selalu berpikir harus bisa menolong diri sendiri. Aku tak ingin membebani siapa-siapa. Jaga-jaga saja. Anak-anakku yang sudah kerja selalu tanya. "Cukup tidak Ma? Kalau kurang, bilang ya. Jangan sungkan. Nanti aku usahain untuk kirim lagi." Aku selalu bila...

Renovasi

     Hari ini mulai merakit baja ringan untuk kuda-kuda pemasangan atap rumah. Aku berharap semua dapat berjalan lancar. Semoga tahun ini, kami tidak perlu lagi melewati momen-momen kebocoran yang penuh drama itu, seperti tahun-tahun sebelumnya.           Aku berdoa dengan sepenuh hati. Memohon agar segala sesuatunya dimudahkan jalannya. Ada jodoh karma dengan pemborongnya. Sama-sama punya niat baik. Sehingga terjalin hubungan yang saling menguntungkan. Simbiosis mutualisme. Kami butuh keahlian mereka untuk memperbaiki rumah kami. Berharap, mereka pun mengerjakannya dengan baik. Sehingga, renovasi dapat selesai sesuai dengan target yang ditentukan. Baik dari segi waktu maupun biaya. Sebaliknya, mereka pun puas dengan upah kerja yang diterima. Semoga bisa jadi berkat bersama. Sama-sama menyadari, kalau kita memang saling membutuhkan.      Sebelum sampai pada keputusan ini, aku sudah lama mempertimbangkannya. Aku pun sudah membic...

Menghitung Nikmat

 Kota Baru, Jumat, 1 Oktober 2021 (Pk 22:30).     Entah salah makan apa aku hari ini. Perutku terasa sakit melilit-lilit. Jadinya lemas. Rencana yang sudah kusiapkan semalam, tak satu pun juga bisa kurealisasikan. Aku memilih tiduran untuk memulihkan tenagaku. Padahal, ada begitu banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan.      Memang, kemarin aku terlalu memaksakan diri untuk bersih-bersih di halaman. Sepertinya aku lupa makan. Setelah gelap, aku baru masuk ke dalam rumah. Tiga jam lebih aku berjibaku dengan rumput-rumput itu.. Tapi belum selesai juga. Ah, mana rumput-rumput itu cepat sekali tumbuh. Kalau dibiarkan, takut jadi tempat persembunyian ular. Karena itu, aku terpaksa membersihkannya. Dan ternyata, sangatlah tidak mudah. Entah sampai kapan baru bisa selesai semua. Aku menghela napas dalam-dalam.       Halaman rumahku tak pernah bisa bebas dari rumput liar. Padahal aku sangat ingin punya halaman yang indah dan tertata. Keinginan ...