Postingan

Bunga kecil berwarna jingga

Gambar
Bunga kecil berwarna jingga Aku takjub melihat bunga itu. Yang tumbuh liar di halaman depan rumahku. Mungkin bijinya tertiup angin, dan jatuh terselip di celah-celah retakan batu, lalu tumbuh di sana. Bukan di atas tanah yang subur... Di sana, dia bisa mendapat curahan sinar matahari langsung dan hembusan angin yang cukup, yang memungkinkannya untuk terus bertumbuh dan berkembang. Dalam segala keterbatasannya, dia terus bertahan. Aku berjongkok untuk mengamatinya lebih dekat lagi. Batang pohonnya kecil, begitu juga daun-daunnya. Kelopak bunganya berbentuk sederhana. Berwarna jingga. Indah.  Setidaknya, dalam pandanganku. Aku tak tau apa nama bunga itu. Itu tidak terlalu penting buatku. Imm8ikGunakan ikon edit untuk menyematkan, menambahkan, atau menghapus klip.Selamat datang di papan klip Gboard, teks apa pun yang Anda salin akan disimpan di sini. Meski bunga ini tak seanggun anggrek bulan, tak seharum bunga mawar, aku tetap mengaguminya. Bagiku, bunga ini tetap bunga y...

Gebi

Gebi Sekarang musim kueni hampir berlalu. Tinggal beberapa buah yang tersisa di pohon. Bahkan pagi ini, tidak ada yang jatuh. Yah, semua ada musimnya, dan setiap musim juga akan berlalu... Melati di samping rumah mulai bermekaran. Sudah dua hari ini aku petikin. Dapat segenggam. Aku taruh di altar. Sebagai bahan renunganku, tentang ketidak-kekalan. Aku suka harum melati. Lembut, menenangkan.  Seperti memberi energi baru. Setiap kali aku memunguti kueni, aku teringat pada Gebi. Bagaimana keadaannya sekarang? Apakah dia baik-baik saja di sana? Saat Gebi datang ke rumahku dulu, sedang musim buah kueni. Aku nggak punya apa-apa, selain kueni. Aku agak malu juga saat menawarinya. Khawatir dirinya nggak doyan. Maklumlah, Gebi kan orang kota. Mungkin seleranya nggak sama. Waktu aku dan Wenny berkunjung ke rumahnya, kami pun membawakan buah kueni, sebagai oleh-oleh. Tengah hari, panas-panas, kami memungutinya. Saat itu Gebi sedang merenovasi rumahnya. Banyak yang kami obrolkan. Sambil terta...

Intip

Intip Oleh : Ratnavati Dieng tertutup kabut. Ditingkahi gerimis. Aku menggosok-gosokkan kedua belah telapak tanganku, sambil sesekali meniupnya. Dengan begitu, berharap rasa dingin akan berkurang. Kami baru selesai menyantap mie ongklok. Setelah itu, Yoki mengajak kami ke toko oleh-oleh. Di etalase, banyak sekali dijual makanan khas Dieng, berupa keripik-keripikan, hasil olahan dan produksi UMKM daerah setempat. Ada kerupuk getuk, teh, sagon, keripik buah naga, dll. Dan di sini, aku menemukan makanan kesukaanku, intip goreng... Intip atau kerak nasi punya cerita tersendiri buatku. Tidak sekedar "kerak nasi", karena di dalamnya tersimpan kenangan yang indah akan cinta dan kehangatan kasih sayang dari nenek dan ibuku... Dulu, di kampung, kami memasak nasi menggunakan periuk berbentuk bulat dan terbuat dari besi. Menjerang air, menanak nasi, memasak lauk dan sayur, semua menggunakan tungku sederhana, dengan  bahan bakar kayu, seperti kayu rambung dan pelepah daun kelapa yang sud...

Pemberkahan Nikah Anakku

Pemberkahan Nikah Anakku Oleh Ratnavati Sabtu, tanggal 1 Juni 2024, pukul 10.00 WIB, bertempat di Vihara Budi Asih - Purwakarta, telah dilaksanakan pemberkahan nikah anak keduaku: Bodhiprajna dengan Vetrisia Kristian. Prosesi dipimpin langsung oleh Ibu Metta Sarivattho Liana Wijaya Wong dibantu ibu-ibu WBI, dan disaksikan oleh pimpinan dan umat Vihara Budi Asih, Vihara Budhi Dharma Purwakarta, serta Vihara Bodhi Diepa - Cikampek. Sebagai seorang ibu, ada keharuan tersendiri bisa mendampingi dan menyaksikan momen penting dalam hidup anakku. Di sisi lain, aku pun tak bisa memungkiri kalau dadaku terasa sesak saat mengingat almarhum suamiku. Hatiku agak tenang saat menyadari bahwa ada Abhinyano, anak sulungku yang duduk di sampingku. Apa pun, hidup berlanjut terus. Siap tidak siap, aku harus menegarkan hati untuk menerima segala perubahan yang terjadi dalam hidup kami. Dan tetap optimis menatap hari esok... Bersyukur, acara pemberkahan berjalan lancar. Segala sesuatunya dimudahkan. Terhar...

Pertanda apa ini

Minggu lalu, saat sedang bersih2 halaman, dadaku terasa sakit sekali. Sesak n susah bernafas. Aku benar2 terkejut. Takut sesuatu terjadi. Pingsan, atau henti nafas. Pandangan jadi kabur, keringat mengucur terus. Memang aku kelelahan. Tapi aku paksakan juga. Mengingat pemberkahan nikah anak keduaku semakin dekat. Rumput memenuhi setiap sudut rumah. Aku ingin cepat2 membersihkannya, agar terlihat lebih pantas. Bayar tukang bersih2 mahal. Aku tak punya cukup uang. Akhir2 ini memang banyak sekali pengeluaran. Aku pun tidak merasa enak untuk minta pada anakku. Mereka punya keperluan sendiri. Sebisanya, aku tak ingin merepotkan mereka. Setelahnya, aku merasa jadi tak bertenaga. Sudah hampir seminggu lemas. Tapi aku tetap beraktivitas. Yg ringan2 saja. Padahal sudah aku bantu dengan minum vitamin. Berharap segera dapat pulih kembali. Masih banyak PR yang harus kuselesaikan. Semoga Semesta akan selalu melindungiku. Kota Baru, Senin, 29 April 2023, pk 07.55

Kembali

Hari ini anak-anak balik ke Jakarta semua. Sedih sih. Tapi aku tak akan bisa menahan langkah mereka. Mereka sudah besar-besar sekarang. Punya cita-cita dan mimpi sendiri, yang harus mereka kejar dan perjuangkan. Semoga Semesta akan selalu melindungi dan memberkahi mereka. Kota Baru, Minggu, 14 April 2024, pk 18:24.

rumput

Hujan sudah semakin jarang turun. Sudah kuniatkan sejak jauh-jauh hari untuk mulai mencicil membersihkan rumput-rumput liar, yang hampir menutupi jalan setapak menuju rumahku. Anak-anak sudah selesai ujian. Jadi aku bisa tenang di rumah. Untuk sementara, tidak ke Jakarta dulu. Toh libur lebaran mereka pada pulang.