16 Januari...
16 Januari...
Hari ini, genap tiga tahun sudah suamiku pergi ke keabadian.
Sulit untuk menggambarkan perasaanku saat ini. Semua campur aduk.
Aku hanya merasa, waktu sangat cepat berlalu. Tidak menunggu, apakah kami telah siap menerima, dan siap menjalani semua perubahan yang terjadi secara tiba-tiba itu. Apa pun, kehidupan berlanjut terus. Siap tidak siap, kami dipaksa untuk menghadapi realita yang ada.
Selama tiga tahun ini, banyak hal yang sudah terjadi.
Meski dengan terseok-seok, aku tetap bersyukur, karena sampai hari ini masih diberi kesempatan bernafas, dan menyaksikan kelima orang anakku bertumbuh. Ya, demi mereka, aku harus kuat. Kalau bukan aku yang mengayomi, lalu siapa?
Menjadi single parent itu tidak mudah. Terlebih untukku. Selama ini aku hanya mengurusi rumah tangga. Tidak terbiasa mengambil keputusan-keputusan penting. Namun, karena keadaan, aku mulai belajar. Awalnya takut-takut juga. Takut salah. Takut dibodohi orang, dst.
Memutuskan sesuatu itu memang tidak mudah. Harus melalui pemikiran yang matang, melihat dari berbagai sisi. Karena tidak menyangkut kepentingan diri sendiri, melainkan menyangkut anak-anak juga di dalamnya.
Agar hatiku tenang dan teguh, tak mudah goyah, semua aku bawa dalam doa. Semoga Semesta melindungi kami. Menjauhkan kami dari ha-hal buruk. Selalu doa itu yang aku panjatkan.
Untuk suamiku, aku ingin katakan, beristirahatlah dengan tenang. Jangan khawatirkan kami. Kami baik-baik saja di sini...
Dalam tiga tahun ini, anak-anak pun belajar. Tentang banyak hal.
Sudah saatnya kita melepas dan mempercayai mereka.
Mereka pun bisa membuat keputusan yang bijak. Semoga nilai-nilai yang kita tanamkan pada mereka, akan tetap jadi pedoman mereka dalam melangkah.
Untuk diriku sendiri, di sisa usiaku yang sekarang, aku berharap bisa tetap sehat. Syukur-syukur bisa memberi manfaat pada orang-orang di sekitarku. Sebelum kematian benar-benar datang padaku.
Aku mulai membiasakan diri untuk bicara tentang kematian. Karena kematian itu sebuah keniscayaan. Lahir, menjadi tua, sakit dan mati merupakan hal yang pasti. Semua orang akan mengalaminya. Tidak ada yang kekal. Semua juga akan mengalami perubahan. Anicca. Melapuk, lalu sirna.
Semoga aku bisa pergi dengan cara yang baik, tidak menyusahkan anak-anak. Yah, sesederhana itu keinginanku. Nggak muluk-muluk.
Untuk anak-anak, aku berharap, semoga mereka tetap menjadi anak-anak yang baik. Selalu rukun, dan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan.
Saddhu, saddhu, saddhu...
Jakarta, Selasa, 16 Januari 2024, Pk 08:43.
Komentar
Posting Komentar