KTP
Lega rasanya. Akhirnya KTP putriku selesai juga, tepatnya pada hari ini, Rabu, tanggal 5 Juli 2023. Terimakasih Semesta. Terimakasih Mama Rama yang baik hati dan tidak sombong. Yang sudah mau barengan ke kantor Disdukcapil dan memberi tumpangan kepada kami.
Awalnya, aku sudah berencana untuk naik kereta saja, berdua dengan anakku, untuk mengurus KTP-nya. Ndelala malah ditawari sama Mama Rama untuk berangkat bareng. Bersyukur, selalu dipertemukan dengan orang-orang baik yang siap membantu. Sehingga urusanku menjadi lebih mudah.
Jauh-jauh hari sebelumnya, saat aku mengurus KK dan surat keterangan janda di desa, aku sudah cari info tentang persyaratan pembuatan KTP baru bagi pemula. Tahun ini anakku sudah berusia 17 tahun. Aku berencana akan mengurusnya saat libur sekolah.
"Ayo, bareng aja Mi. Aku juga mau urus KTP Mas Rama. Biar Mami nyaman. Nggak kecapean. Lha wong sekalian jalan kok, Mi," ajaknya.
Awalnya aku sungkan juga. Takut merepotkan. Tapi dia meyakinkanku. "Nggak apa-apa Mi. Nggak merepotkan kok." Akhirnya aku mengiyakan tawarannya itu.
Anak sulungnya dan anak bungsuku dulu sekelas. Waktu masih sama-sama di TK. Meski sekarang anak-anak kami sudah tidak satu sekolah, kami tetap kontakan.
Sedari dulu dia memang aktif. Sebagai komite orangtua siswa. Dan masih berlanjut sampai sekarang. Di lingkungannya juga dia aktif di posyandu dan kegiatan lainnya. Suaminya menjabat sebagai ketua RT.
Karena suaminya ngantor, maka urusan pelayanan warga, Mama Rama yang terjun. Bila ada kerja bakti atau pertemuan warga, ayah Rama yang mimpin. Dipilih saat tanggal merah atau week end. Mereka, suami isteri saling mendukung dalam melayani masyarakat. Sama-sama berjuang dalam kebaikan. Semoga selalu sehat dan berkah ya Dek Tri...
Mama Rama di mataku itu orang yang gesit, tegas tapi berusaha merangkul semua. Tidak pilih-pilih. Selalu siap membantu. Mungkin didorong oleh jiwa sosial dan kepeduliannya yang tinggi pada sesama. Aku terharu dengan perhatiannya itu.
Aku hanya bisa mengucap syukur, selalu dikelilingi orang-orang baik dan ringan hati. Mulai urusan KK, suket janda, vaksin, dan sekarang KTP. Selalu ada andil Mama Rama. Jalanku dimudahkan. Kebayang betapa repotnya kalau berangkat sendiri naik angkot atau kereta. Jaraknya lumayan jauh juga dari rumahku. Sekitar 25 km.
Sebenarnya, bisa saja titip pada pegawai desa dengan membayar sejumlah biaya. Persyaratan sama, yakni: melampirkan fotokopi akte lahir, KK dan ijasah terakhir.
Tapi aku lebih memilih untuk mengurusnya sendiri, dan langsung datang ke kantor Disdukcapil.
Selain untuk melakukan penghematan, aku juga ingin mengajarkan pada anakku arti sebuah proses. Untuk mendapatkan sesuatu itu memang butuh perjuangan. Tidak ada yang instan. Belajar menunggu, belajar bersabar. Aku selalu bilang pada anak-anakku, ada saatnya di mana uang tidak berlaku, dan kita harus menghadapi sendiri segala sesuatunya. No pain, no gain !
Dengan begitu, aku berharap dia bisa menghargai proses yang ia lalui di tiap fase kehidupannya. Selain itu, aku pun ingin supaya dia belajar dan mengenal birokrasi di pemerintahan. Meskipun untuk itu semua, kita harus menyediakan waktu khusus.
Tadinya sih aku ingin ke kecamatan dulu untuk perekaman foto. Baru ke kabupaten. Namun blangko di kecamatan selalu kosong dan harus menunggu pengiriman dari kabupaten dulu. Sehingga pembuatan KTP bisa makan waktu yang lama. Sampai berbulan-bulan.
Kami berangkat pagi-pagi. Saat sampai di sana, sudah banyak yg antri. Banyak para pemula seperti anak-anak kami. Mereka juga diantar oleh ayah atau ibunya.
Menunggu tidak menjadi hal yang membosankan. Karena aku dan Mama Rama bisa ngobrol panjang lebar tentang banyak hal, diselingi dengan canda tawa. Pulangnya kami mampir ke Lotte untuk berburu promo. Kami kan emak-emak ekonomis. Hahaha...
Setelah perekaman foto selesai, kami diperbolehkan pulang, dan diharuskan kembali lagi dua hari kemudian untuk pengambilan KTP.
Saat pengambilan KTP-pun, aku masih berangkat bareng dengan Mama Rama. Di Disdukcapil sudah penuh dan harus antri lagi. Kami menunggu dengan hati berdebar. Semoga lancar, tidak ada kesalahan teknis, seperti salah ketik nama dan tanggal lahir.
Saat nama anakku dan Rama dipanggil, mereka bergegas berdiri dengan mimik wajah serius. Berbeda dengan saat kembali dan sudah memegang KTP. Senyum lebar mengembang. Tampak kelegaan yang mendalam. Saat itu jam menunjuk ke angka 10.19 WIB.
Setelah KTP beres, kami lanjut ke polres.
Rama mau mengurus SIM.
Dari SMP, Rama bersekolah di Purworejo.
Tinggal bersama kakek nenek dan oom serta tantenya. Dia cucu pertama di keluarga ayahnya.
SIM selesai pk 14.10. Panas yang terik tidak kami rasakan. Tertutup oleh rasa gembira. Semua urusan berjalan lancar dan sesuai dengan harapan. Terimakasih Semesta...
Kota Baru, Jumat, 7 Juli 2023 (Pk 08.38).
Komentar
Posting Komentar