Imlek

Hari ini hari raya imlek kedua. Dua dari lima orang anakku sudah balik ke Jakarta, memulai aktivitas kerjanya.

Tahun ini kesedihan masih terasa di keluarga kami. Meski kami semua berusaha untuk tidak membicarakannya. Namun, tak urung air mataku meluncur begitu saja, tanpa dapat kutahan, saat satu per satu saudaraku mengucapkan selamat tahun baru Imlek. Ada rasa sakit dan hampa di sudut hatiku. Aku tidak cukup kuat untuk menutupinya. 

Kami, tujuh kakak beradik, saling bertukar cerita. Bertemu dalam satu bingkai komunikasi jarak jauh. Meski tak bersua, setidaknya masih bisa mendengarkan suara dan melihat wajah masing-masing. Dua jam lebih kami ngobrol ngalor ngidul. Diselingi canda tawa. Mengenang masa kecil di kampung dulu. Rasa kangen pada saudara agak terobati. Kemajuan tekhnologi memungkinkan semua itu. Meniadakan jarak.

Tahun ini masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku tidak punya persiapan khusus. Masak pun secukupnya saja. Aku pikir, tak baik juga hambur-hambur hanya untuk merayakan satu hari. Masih banyak hari yang harus dilewati. Bagiku, semua hari sama baiknya dan sama berkahnya. Baik dan buruk ditentukan oleh pikiran sendiri. Tidak ada keinginan untuk merayakan imlek secara berlebihan. Apa yang bisa dihemat, akan kuhemat. Rumah belum selesai dicat. Dhamma Ehi pun masih sekolah. Dan semua itu, butuh biaya yang tidak sedikit. Pendidikan mereka lebih penting. Daripada menghamburkan uang untuk membeli  pernak pernik imlek. Aku tetap meyakini, hanya lewat pendidikanlah mereka bisa mengubah jalannya karma. Pendidikan memungkinkan mereka untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik. Dan siap bersaing di dunia kerja nanti.
 
Teman-teman, kerabat dan sahabat, banyak memberikan ucapan selamat. Seperti biasa, aku membalas ucapan mereka. Satu per satu. Aku pikir aku harus menghargai niat baik mereka itu. Hanya butuh meluangkan sedikit waktu untuk mengetik dan mengirim pesan. Aku selalu membangun hubungan dengan mengawalinya dari hal-hal yang ringan dulu. Aku berusaha agar tetap bisa konsisten menyapa teman-temanku. Meskipun sekedar mengucapkan  selamat pagi.

Tahun ini, aku pun bertekad ingin terus melanjutkan niatku untuk memperbaiki segala sesuatunya. Hal-hal yang sudah  lama tertunda, akan coba aku benahi kembali. Sedikit demi sedikit. Itu sudah menjadi tanggung jawabku. Aku takkan menghindarinya. Apa yang sudah diberikan pada kami, akan kurawat sebaik-baiknya. Dengan segala daya upaya yang  kupunya. Semoga dengan begitu, mertua dan suamiku tenang di sana. Tidak ada penyesalan memberi kepercayaan padaku. Aku pun melakukannya demi masa depan anak cucuku. Anak-anak juga sudah besar. Siap membangun masa depannya sendiri. Abhi dan Prajna sudah punya calon pendamping.

Bodhirajna sudah melamar Esia secara resmi pada tanggal 16 Januari 2022 lalu. Setelah upacara peringatan setahun meninggalnya papanya. Mereka memutuskan untuk bertunangan dulu. Baru akan menikah dua tahun kemudian. Prajna merasa harus mendukung pendidikan adik-adiknya. Agar kondisi keluarga lebih stabil. Setelah itu baru ia putuskan untuk menikah. Banyak hal yang dia rencanakan dan  ingin ia capai. Sebagai orangtua, aku hanya bisa mendoakan yang terbaik. Aku percaya pada kemampuan dan keteguhan hati  kelima orang anakku. Mereka pribadi-pribadi yang kuat dan tangguh.

Abhi dan Lia pun sudah membicarakan hubungan mereka secara serius. Aku sudah bertemu dengan orangtuanya. Kami makan malam bersama sembari membicarakan rencana masa depan untuk anak-anak kami.

Bersyukur, anak-anakku mendapatkan pasangan yang baik dan pengertian. Sayang keluarga. Ngobrolnya pun jadi enak. Semua cair, mengalir. No jaim-jaim.

Pada calon besanku pun begitu. Kami sama-sama perantau di Pulau Jawa ini. Sehingga bisa dengan mudah saling memahami. Sefrekuensi. Cepat akrab. Sudah seperti saudara sendiri. 

Semoga niat baik akan menjadi sesuatu yang baik pula. Semua sehat, yang direncanakan segera dapat terealisasi. Alam akan selalu menjaga dan melindungi kami semua. 

Semoga kami diberkahi. Hidup tenang dan bahagia.

Kota Baru, Rabu, 2 Februari 2022 (Pk 21:54).




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kedatangan Nova

Ujian Sekolah

Akhirnya, Menerima...