Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Cerita Hari Ini

Dua hari lalu, saat sedang sapu-sapu, aku terpeleset jatuh. Sapu dan pengki terlempar, nyangkut di pohon jeruk. Aku menduduki tanaman. Tangan kananku tertusuk beberapa duri pohon jeruk limo. Ada parut di lututku. Mendengar suara gaduh, anak perempuanku bergegas keluar. Dia membantuku berdiri. Setelah itu, cepat-cepat aku olesi dengan obat luka antiseptik. Musim hujan. Ranting pohon tumbuh dengan suburnya. Belum lagi tumpukan genteng bekas yang memenuhi halamanku. Karena buru-buru, sebelah kakiku tersangkut di pot yang tertutup rimbunnya daun tanaman. Dan aku jatuh,  hilang keseimbangan. Mungkin tumpuan kakiku tidak cukup kuat menahan berat badanku. Aku sering jengkel pada diri sendiri. Kok jadi serapuh ini. Jatuh lagi, dan terjatuh lagi. Berulang-ulang seperti itu. Aku merasa sudah cukup hati-hati. Ah, ada-ada saja. Padahal, banyak PR yang harus kuselesaikan.  Aku tetap beraktivitas seperti  biasa. Mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan. Sembari terus melakukan peregang...

Cagga dan Dhamma

Cagga, anak ketigaku, sudah berangkat ke Jakarta tadi, dengan kereta subuh. Dua malam di rumah. Banyak hal yang sudah kami bicarakan. Terutama tentang perkembangan tugas akhirnya. Sebisanya, aku coba membesarkan hatinya. Tidak menyalahkan keterlambatannya. Memang dia tidak bisa bergerak leluasa. Sementara untuk membeli alat-alat tugas akhirnya, membutuhkan banyak biaya. "Setelah aku hitung-hitung, lebih baik aku nambah satu semester. Tetap jauh lebih murah. Bisa gunakan bengkel kampus untuk bikin alat tugas akhir aku. Gratis. Cukup beli bahan-bahannya saja. Kalau mau maksa cepat selesai, bisa saja sih. Dengan sewa bengkel di luar. Tapi mahal. Sayanglah buang-buang uang jutaan. Aku sudah cek di Glodok."Jelasnya padaku.  "Iya. Tidak apa-apa. Mama percaya." Kartu ATM aku serahkan padanya. "Pegang saja. Sewaktu-waktu butuh, kamu bisa pakai. Tidak harus pulang dulu. Fokus saja sama tugas akhirmu." Selama ini juga, dia yang mengelola keuangan keluarga. Setiap ak...

Tertunda

Cap go meh berlalu begitu saja. Aku malah cepat tidur. Lelah menyeleksi buku dan barang-barang yang sudah tak terpakai. Aku tak ingin rumahku disesaki barang, sehingga menganggu keleluasaan bergerak. Tak jarang kami terantuk meja atau lemari. Yang menyebabkan memar-memar di lengan. Selain itu, capek juga merawat dan membersihkannya. Banyak debu bersarang. Yang dapat mengganggu kesehatan. Seperti biasa, sore-sore, aku mengecek anak-anakku. Dhamma sudah mulai ujian praktek. Semoga semua berjalan lancar. Dia tetap sehat dan tetap bisa menjaga diri. Cagga mengabari kalau semester ini tak terkejar lulus. Banyak hambatan. Kuliah sambil kerja tentulah tidak mudah membagi waktu. Belum lagi gangguan-gangguan lain di luar prediksinya. Aku maklum. Karena, aku pun pernah ada di posisi itu. Aku tidak banyak tanya. Aku percaya, dia pun sudah berusaha melakukan yang terbaik. Dua minggu lalu, saat pamit ke Jakarta, dia mengatakan, mau  bimbingan bab empat. Dan deadline untuk sidang, akhir bulan in...

Hari Kasih Sayang

Gambar
Selamat merayakan Hari Kasih Sayang ! Semoga tidak hanya hari ini. Tapi esok dan seterusnya, kita akan selalu bisa saling menyayangi, saling menjaga dan saling menguatkan. Selalu sehat dan menua dengan bahagia... Kota Baru, Senin, 14 Februari 2022 (Pk 09.52).

Kenangan Di Masa Lalu

Hampir seharian ini hujan terus. Setelah selesai masak dan mencuci pakaian, aku mengurungkan niat untuk melanjutkan beres-beres. Kamar anak ketigaku sudah selesai dicat. Tapi aku belum menyusun kembali barang-barangnya. Buku bertumpuk di mana-mana. Baru sebagian yang kupilah-pilah semalam. Aku sudah sangat kelelahan. Saat bongkar-bongkar lemari, aku menemukan barang-barang milikku di masa muda dulu. Ada potongan rambutku. Masih tergulung rapi di dalam plastik putih. Rambutku memang pernah panjang sepinggang. Aku pun menemukan setumpuk surat-surat cinta lama di masa lalu, kartu mahasiswa, kliping tulisan-tulisan yang kusuka dari koran. Catatan pengeluaranku, buku harian, tugas-tugas yang sudah dinilai oleh Pak Sahala untuk matkul Penulisan Berita, PenulisanArtikel, Feature dan Pelaporan Mendalam. Aku juga menemukan sobekan wesel, saat cerpenku dimuat di majalah remaja, dan puisi-puisiku yang terbit di Harian Analisa Medan, saat SMP dan SMA. Aku baca sekilas. Aku seperti masuk ke masa la...

Lelah

Kadang, aku merasa tidak yakin akan  mampu mengerjakan semua ini. Apa aku bisa? Aku sudah kelelahan. Sudah berbulan-bulan berlalu. Tapi belum banyak kemajuan yang kudapat. Kapan semua ini akan berakhir? Semakin aku memikirkannya, semakin sakit kepalaku. Apakah aku terlalu banyak mau? Apa berlebihan bila aku ingin punya tempat tinggal yang layak, aman dan nyaman? Setidaknya untuk lebih memudahkan aku dalam berkegiatan sehari-hari. Aku ingin menata ulang rumahku. Agar lebih ringkas dan terlihat pantas. Selama ini rumah kami mirip gudang. Penuh disesaki oleh berbagai macam jenis barang. Yang paling banyak sih buku dan peralatan bengkel suamiku. Sebagian peninggalan mertuaku. Ada rasa bimbang di hatiku. Apa yang harus kulakukan dengan buku-buku ini? Disumbangkan? Pada siapa? Buku-buku jadul. Dan tampaknya banyak yang sudah tidak relevan lagi. Seperti buku-buku teknis cara mengoperasikan komputer. Sementara sekarang sudah era digital. Kami tidak punya harta. Harta kami ya buku-buku itu....

Ehi, Bidadari Kecilku

Gambar
Dua hari ini hujan turun terus. Siang malam. Dinginnya menusuk tulang. Menjelang Cap Go Meh biasanya memang bersamaan dengan puncak musim hujan. Semoga hujan berkah. Semua tumbuhan akan dapat tumbuh dengan subur. Bersyukur, aku tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Memang ada beberapa hal yang jadi terkendala. Tapi tidak apa-apa. Mungkin dengan begitu, alam menginginkan agar aku beristirahat dulu. Sesederhana itu pikiranku dalam menyikapi kondisi alam. Dua hari lalu, aku nyaris ambruk. Tulang-tulang rasanya remuk. Seperti biasa, Ehi, bidadari kecilku, membaluri kayu putih, lalu memijit-mijit punggung dan leherku. Sembari mengocehiku. Setelah Imlek, mereka belajar secara on line. Angka covid meningkat tajam, dan ada teman sekolah mereka yang terpapar. "Harusnya Mama sabar sedikit. Nggak usah ikut-ikutan ngecat segala. Mama sendiri suka bilang, lebih baik terlambat lima menit, tapi selamat. Daripada buru-buru dan membahayakan keselamatan diri sendiri. Nyatanya, Mama suka memaksakan...

Imlek

Gambar
Hari ini hari raya imlek kedua. Dua dari lima orang anakku sudah balik ke Jakarta, memulai aktivitas kerjanya. Tahun ini kesedihan masih terasa di keluarga kami. Meski kami semua berusaha untuk tidak membicarakannya. Namun, tak urung air mataku meluncur begitu saja, tanpa dapat kutahan, saat satu per satu saudaraku mengucapkan selamat tahun baru Imlek. Ada rasa sakit dan hampa di sudut hatiku. Aku tidak cukup kuat untuk menutupinya.  Kami, tujuh kakak beradik, saling bertukar cerita. Bertemu dalam satu bingkai komunikasi jarak jauh. Meski tak bersua, setidaknya masih bisa mendengarkan suara dan melihat wajah masing-masing. Dua jam lebih kami ngobrol ngalor ngidul. Diselingi canda tawa. Mengenang masa kecil di kampung dulu. Rasa kangen pada saudara agak terobati. Kemajuan tekhnologi memungkinkan semua itu. Meniadakan jarak. Tahun ini masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku tidak punya persiapan khusus. Masak pun secukupnya saja. Aku pikir, tak baik juga hambur-hambur hanya un...