Fikomers '85

Sepanjang hari ini mendung. Tidak banyak yang kukerjakan. Aku duduk-duduk santai saja. Benar-benar ingin istirahat. Tukang juga libur. Aku hanya mendengarkan lagu, sambil membaca pesan-pesan yang masuk. Termasuk dari grup Fikomers '85. 

Hari ini diisi dengan berita pernikahan anaknya Lilik Leksono, Ramlan dan Mohamad Toha. Sedangkan kemarin, acara hajatan anaknya Agus Heropatria. Aku pun sudah memberikan ucapan selamat pada mereka semua. Di grup angkatan. Turut merasakan kebahagiaan mereka.

Tampak Gebi begitu bersemangat. Memantau acara-acara itu lewat zoom. Agus Supriadi, Demi, dan putra Toha melaporkan langsung dari tempat acara. Sehingga teman-teman yang tak bisa hadir pun, tetap dapat menyaksikan dari rumah masing-masing.
Aku sangat menikmati foto-foto yang dikirimkan ke grup.

Sudah tiga kali berjalan, setiap Jumat malam, diisi dengan acara zoom meeting Fikomers '85. Mengangkat berbagai topik bahasan, dengan pembicara yang berbeda-beda. Dan aku selalu ikut. 

Padahal di situ aku hanya jadi peserta pasif. Menyimak saja. Aku senang bisa melihat wajah dan mendengar suara teman-teman lama. Rasa kangenku agak terobati. Tak jarang, celetukan-celetukan mereka saat zoom berlangsung, membuat aku tak kuasa menahan tawa. Agus Supriadi yang terkenal serius semasa kuliah, ternyata bisa bercanda juga. Apalagi Mustofa, Arief dan Didi. Melihat polah mereka, aku jadi sangat terhibur.  

Aku benar-benar merasa bersyukur. Berkat usaha dan kerja keras teman-teman, seperti Gebi, Mustofa, Agus Supriadi, Demi, Didi, Tatat, Rakaryan, dll, kami bisa saling sapa, meski tersebar di mana-mana. Terimakasih. Karena kalian sudah mau memikirkan keutuhan grup angkatan kita, dengan berusaha tanpa lelah menghadirkan perangkat pendukung, membangun komunikasi yang intens antar sesama Fikomers. Mari kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Seperti yang selalu Gebi sampaikan di setiap kesempatan.

Jarak tak lagi jadi persoalan. Contoh nyata, hubungan antara aku dan Helly. Aku tak pernah mengira, akan bisa jadi dekat dan akrab dengan Helly. Sungguh! Padahal dia ada di Bali. Setelah lulus, kami pun belum pernah bertemu lagi. Kemajuan teknologi seakan meniadakan jarak itu. 

Hampir setiap hari kami bersahut-sahutan di grup. Tertawa dan bercanda bersama. Terkadang saling hibur dan menguatkan. Dari diri Helly, aku menangkap kejujuran dan kerendahan hati. Berusaha merangkul semua teman lewat lelucon-leluconnya. Orangnya terbuka dan suka bicara blak-blakan. Dalam beberapa hal, kami punya kemiripan. Mungkin itu yang membuat kami cocok. Pada saat menyampaikan sesuatu, Helly selalu mengemas pesannya dalam bahasa yang ringan dan mudah untuk dimengerti. Langsung, nggak muter-muter. Aku suka itu. Karena, aku pun bukan tipe pemikir yang njelimet. Suka yang simpel-simpel saja.

Di grup, kami memposisikan diri sebagai penggembira. Tukang keprok-keprok. Namun selalu berusaha menjaga netralitas. Layaknya pengamat independen. Bebas berkicau, tanpa beban. Tidak ingin menyakiti atau menyinggung siapa pun juga.

Semoga kebersamaan ini akan selalu terpelihara. Tak perduli apa pun latar belakang kehidupannya. Kita bisa sama-sama mengisi masa tua dengan ceria. Bukankah begitu Nurhalimah, Anggita, Kris, Sri, Lia, Imas, Hendra, Yayu, Rika, Nisa, Eni dan Nanik?
 

Kota Baru, Minggu, 21 November 2021 (Pkl 16:43).

Komentar

  1. Tertawa dan bercanda bersama. Terkadang saling hibur dan menguatkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Indah sekali bukan?

      Terimakasih...👍🙇

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertanda apa ini

Bunga Teratai

Kedatangan Nova