Pertemuan
Kemarin, Minggu sore, 28 November 2021, Dina dan ketiga puteri cantiknya, datang berkunjung ke rumahku. Mendadak. Tanpa rencana. Tiba-tiba saja. Padahal dua hari sebelumnya kami masih telponan. Cerita tentang banyak hal. Saat itu, Dina coba menghiburku. Begitu bertemu, Dina langsung memelukku erat-erat. Kami tertawa keras, layaknya seperti dua orang gadis remaja yang sedang sama-sama menyusuri tanjakan Sekeloa, lebih dari 30 tahun silam. Ramai sekali. Lupa sama uban di kepala. Anak-anak saling berpandangan melihat kehebohan kami. Tapi kami tak perduli. Melanjutkan tawa renyah kami. Sambil bergandengan. Dina, orang yang selalu hadir dan memberikan pelukan hangatnya, saat aku sedang berada di titik terendah dalam hidupku. Dia ada di masa-masa sulitku. Membantuku keluar dari situasi buruk itu. Dengan memberikan kata-kata yang menyejukkan. Dia memahamiku. Dan bisa menenangkan hatiku. "Menangislah. Kalau dengan menangis, bisa membuat hatimu lega. Tidak apa-apa...