Paralon Toren Copot
Paralon air menuju toren copot semalam. Kami tidak punya tabungan air. Jam sudah menunjuk di angka sepuluh. Hatiku benar-benar resah. Berbagai macam pikiran buruk berkecamuk di benakku malam itu. Ada begitu banyak ketakutan. Aku merasa sangat tak berdaya. Aku duduk sambil memejamkan mata, dan menarik nafas dalam-dalam. Berusaha menenangkan hati. Hanya itu yang bisa kulakukan. Sembari berharap, malam segera berganti pagi. Semoga Atuk bisa memperbaikinya, dan mesin penyedot air bisa normal kembali. Bersyukur, Atuk bisa memasang paralon itu, dan mengikatnya dengan kawat, agar kuat, tak mudah lepas. Setelah diperiksa, ternyata mesin penyedot airnya aman. Syukurlah. Aku merasa lega sekali. Alam selalu menjagaku, dengan caranya. Aku hembuskan nafas keras-keras. Aku merasa seperti baru terbebas dari himpitan batu yang sangat besar. Ada kelegaan yang mendalam. Aku benar-benar bersyukur. Alam selalu baik padaku. Malam ini, aku bisa tidur dengan tenang. Dhamma sudah membaluri ke...